SAMANTHA WALLET
.
.
IDR 69.000
.
.
DETAIL :
BAHAN : KULIT JERUK
PANJANG : 20 CM
TINGGI : 10 CM
DIMETER SAMPING : 1.5 CM
ADA 12 SLOT KARTU
ADA 2 RUANG BESAR UANG KERTAS
ADA 2 SLOT KECIL
ADA 1 RESLETING DI DALAM UNTUK TEMPAT KOIN
ADA TALI PENDEK
BISA MUAT HP
ADA HIASAN RUMBAI
.
.
AVAILABLE : BLACK , NAVY , GREY , ROSEGOLD , PINK , SKYBLUE , PURPLE
.
BERAT : 140 GRAM
Tampil cantik dengan dompet elegan 😍
Gran it fast dear 😘
Contact person
WA 085733222183
Line ID mbakhany
Kamis, 08 Maret 2018
Senin, 15 Januari 2018
ASKEB BBL NORMAL
BAB 2
TINJAUAN
TEORI
2.1
Konsep Dasar Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian
Bayi Baru Lahir adalah bayi
baru lahir dengan usia kehamilan aterm (37-42 mgg) dengan berat badan di atas
2500 gram dan mampu hidup di luar kandungan. (Manuaba,1998:157)
2.1.2
Ciri- ciri bayi baru lahir normal
1.
Berat badan 2500-4000
gram
2.
Panjang badan lahir
48-50 cm
3.
Lingkar dada 30-38 cm
4.
Lingkar kepala 33-35 cm
5. Bunyi jantung pada menit pertama kurang lebih 180x/menit
Kemudian
menurun 120-140x/menit
6. Pernafasan pada menit pertama ± 80 x/menit kemudian
menurun 40x/menit
7. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernik caseosa.
8.
Rambut lanugo telah
tidak terlihat
9.
Kuku agak panjang dan
lemas
10. Genetalia pada bayi perempuan; labia mayora menutupi
labia minora, pada laki-laki testis sudah turun
11. Reflek menelan dan menghisap terbentuk dengan baik
12.
Reflek morro baik
13.
Reflek graph baik
14. Eliminasi baik,urine dam mekonium keluar dalam 24 jam
pertama
2.1.3 Perubahan-Perubahan Spesifik Yang Terjadi Pada Bayi
Baru Lahir
2.1.3.1 Stadium Pertama (firs periode of relativity)
Stadium
pertama masa terbuka yaitu bayi pertama kali menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru/interest dengan lingkungan sekitar , bayi menangis keras,
kemampuan menghisap meningkat, denyut nadi meniingkat 180 x/menit, pernafasan
meningkat 80 x/menit, peristaltic usus meningkat di tandai dengan pengeluaran
mekonium.
2.1.3.2 Stadium
kedua (relaive in responsive)
1 jam kemudian
di tandai dengan menurunnya aktifitas system saraf otonom sehingga harus
berhati-hati karena bayi menjadi peka terhadap rangsangan,secara klinis dapat
terlihat:
1.
Denyut jantung menurun
2.
Pernafasan menurun
3.
Lender dari mulut tidak
ada
4.
Aktifitas otot atau
tonus otot menurun
5.
Bayi tertidur pulas
6.
Suhu tubuh menurun
2.1.3.3 Stadium ketiga (second periode of reactivity)
4- 5 jam kegiatan system saraf otonom meningkat lagi,
secara klinis dapat terlihat:
1.
Bayi peka terhadap
rangsangan
2.
Pernafasan normal
kembali
3.
Detak jantung normal
kembali
4. Lender dalam mulut terbentuk secara berlebihan, kualitas
kental
5. Sekresi lambung meningkat di tandai dengan pengeluaran
mekonium
2.1.4 Perubahan
system dalam tubuh bayi baru lahir
2.1.4.1
Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam
2 jam setelah bayi baru lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah kadar energy pada jam – jam pertama setelah lahir,diambil dari hasil
metabolisme asam lemak.
2.1.4.2 Perubahan suhu tubuh
Ketika
bayi lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di
dalam rahim ibu, apabila bayi di biarkan dalam suhu kamar 25°C
maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi,radiasi dan evaporasi sebanyak
200 kal/ka BB/menit akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan dan kebutuhan
oksigen meningkat.
2.1.4.3 Perubahan
pernafasan
Setelah dalam uterus,janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi, rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama:
a.
Tekanan
mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir
b.
Penurunana
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor yang terletak di
sinus karotis
c.
Rangsangan
dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan
d.
Reflek defleksi hening
breur
2.1.4.4 perubahan system
kardiovaskular atau sirkulasi
Dengan
berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan oksigen meningkatkan tekanan
karbondioksida menurun hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah
paru, sehinggan aliran darah ke paru meningkat hal ini menyebabkan daerah dari
arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup.Dengan di
potongnya tali pusat aliran darah dari plasenta melalui vena cafa inferior dan
foramen oval eke atrium kiri terhenti.Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi
bayi yang hidup di luar badan ibu.
2.1.4.5 Perubahan
alat pencernaan.
Hati,
ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi
2.1.5 Penanganan
bayi baru lahir
Tujuan pertama
perawatan bayi baru lahir adalah:
1.
Membersihkan jalan
nafas
2.
Memotong dan merawat
tali pusat
3.
Mempertahankan suhu
tubuh bayi
4.
Mengidentifikasi
5.
Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,perawatan
mata dan identifikasi adalah rutin segera di lakukan kecuali bayi dalam keadaan
krisis dan dokter memberikan instruksi khusus.
2.1.5.1
Membersihkan jalan
nafas (resusitasi)
Resusitasi adalah tindakan gawat
darurat pada bayi asfiksia yang bertujuan untuk merangsang pernapasan dengan
cara mengembangkan paru-paru dan mengisinya dengan udara agar terjadi
pertukaran gas dan pergantian sirkulasi udara melalui pemberian ventilasi
takanan positif secara tepat.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas
dengan cara sebagai berikut:
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
2.
Gulung sepotong akin
dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak
menekuk, posisi kepala di atur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang di bungkus kasa steril
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering atau kasar dengan rangsangan ini biasanya bayi
segera menangis.
5. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan kerusakan otak, sangat penting membersihkan jalan napas sehingga
upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lender(masuknya lender ke
paru-paru) yaitu:
a. Alat penghisap lendir mulut (Delle) atau alat penghisap
lainnya yang steril, tabung oksigen dan selangnya harus telah siap di tempat
b. Segera melakukan penghisapan mulut dan hidung
c. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang
pertama
d. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut harus diperhatikan
e. Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat
6. Dokter atau tanaga medis lainnya hendaknya melakukan
pemompaan bila setelah 1 menit tidak bernafas.
2.1.5.2 Memotong dan
merawat tali pusat
Tali
pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi kecuali pada bayi kurang bulan.Apabila bayi lahir
tidak menangis maka tali pusat segera di
potong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat
dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steri dan diikat dengan
pengikat steril, apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru,luka
pada tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alcohol 70 % atau povidon iodine
10 % serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut di ganti setiap hari dan atau
setiap tali basah atau kotor.Sebelum memotong tali pusat dipastikan bahwa tali
pusat telah di klem dengan baik untuk mencegah perdarahan membungkus ujung tali
pusat adalah kerja tambahan.
1. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap
tersedia di ambulans,kamar bersalin, ruang penerima bayi, ruang perawatan bayi
2.
Gunting steril juga
harus siap
3. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat
2.1.5.3 Mempertahankan suhu tubuh
bayi
Pada
waktu bayi baru lahir, bayselalu tersedia i belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat.Bayi baru lahir harus di bungkus
hangat.suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur
yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, suhu bayi harus di catat.
2.1.5.4 Memberi vitamin K
Kejadian
karena defisiensi vitamin K pada bayi
baru lahir dilaporkan cukup tinggi yaitu berkisar antara 0,25-0,5%.Untuk semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu di berikan vitamin K peroral 1
minggu/hari selama 3 hari sedangkan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5-1 minggu secara IM
2.1.5.5 Memberi obat
salep mata
Mencegah
terjadinya oftalmia neonatorum di daerah dimana prevalensi gonorrhea tinggi
setiap bayi baru lahir diberikan salep mata eritromicin 0,5 % atau tetraciklin
1 % di anjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia(penyakit menular
seksual)
2.1.5.6 Identifikasi bayi
Apabila
bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari
persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan pada bayi
baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi di pulangkan. Pealatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien di kamar bersalin dan diruang rawat bayi.
1. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi
yang halus tidak melukai , tidak mudah
sobek dan tidak mudah lepas.
2. Pada gelang atau alat identifikasi harus tercantum:
1)
Nama (bayi Ny. )
2)
Tanggal lahir
3)
Nomor lahir
4)
Jenis kelamin
5)
Unit
6)
Nama lenkap ibu
7)
Di
setiap tanda lahir harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal, nomor
identifikasi
2.1.5.7 Pemantauan
bayi baru lahir
Tujuan pemantauan bayi
baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi dan masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tidak lanjut petugas kesehatan
2.1.6 Yang perlu
dipantau pada bayi baru lahir
1.
Suhu badan dan
lingkungan
2.
Tanda-tanda vital
3.
Berat badan
4.
Mandi dan perawatan
kulit
5.
Pakaian
6.
Perawatan tali pusat
2.1.7 Adaptasi
fisiologi pada bayi baru lahir
1.
Respirasi atau system
pernafasan
Sebelum
bayi lahir kebutuhan oksigen didapat dari darah ibu atau plasenta.Paru-paru berkembang
dan kantung udara dalam keadaan kolaps dan saat lahir oksigen dan plasenta
terputus terbentuk CO2 dalam darah bayi.Bayi secara tiba-tiba terpapar dalam
lingkungannya yang mengejutkan dan sebagai respon bayi berupaya untuk bernafas
telah merangsang paru untuk melaksanakan
fungsinya.
2.
Sistem sirkulasi
Selama intrauteri janin mendapatkan O2
dan mengekspresikan CO2 melalui plasenta karena paru belum berfungsi sebagai
organ pertukaran gas paru-paru bayi berkembang , faskularisasi ke paru
meningkat sehingga ductus venosus , voramen ovale, dan ductus atriosus
mengendalikan sirkulasi darah ke janin tertutup karena perubahan yang terjadi
pada tekanan darah kemudian sirkulasi pada bayi menjadi sama dengan sirkulasi
dewasa
3.
Perubahan system imun
Sistem
kekebalan mulai berkembang selama janin hidup tetapi belum cukup matang saat
kelahiran kekebalan spesifik juga terbatas.
4.
Mekanisme suhu tubuh
Produksi suhu tubuh umumnya dilakukan dengan cara:
a.
Aktifitas
b.
Menggigil
c.
NST (pembakaran lemak)
5.
Gastrointestinal
Pada masa
gestasi 36-38 minggu sistem gastrointestinal telah cukup matang untuk
beradaptasi dengan kehidupan ekstra uterin
Penilaian keadaan anak dilakukan secara APGAR
1. Nilai nol menandakan bayi dalam keadaan bahaya
2. Angka <9 memerlukan pertolongan berupa tindakan
tertentu
3.
Angka 7-10 berarti
keadaan bayi sehat
2.1.8 Pencegahan umum kehilangan
panas tubuh bayi
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru
lahir belum berfungsi sempurna oleh karena itu,jika tidak dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami
hipotermia.Bayi dengan hipotermia sangat beresiko mengalami sakit berat bahkan
kematian .Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam
ruangan yang suhunya relative hangat.bayi premature atau berat badan lahir
rendah sangat rentan untuk mengalami hipotermi.
2.1.8.1
Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi
Bayi baru lahir
dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut
1.
Evaporasi adalah jalan
utama bayi kehilangan panas,kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri setelah lahir
dan bayi tidak segera di keringkan saat lahir.Kehilangan panas juga terjadi
pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti.
2.
Konduksi adalah
kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin misalnya meju,tempat tidur atau timbangan yang tempeaturnya lebih
rendah.yang akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila
bayi diletakkan pada benda- benda tersebut.
3.
Konveksi adalah
kehilangan panas tubuh yang terjadisaat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau yang
ditempatkan pada ruangan yang dingin akan cepat kehilangan panas.Kehilangan
panas juga terjadialiran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi, atau pendingin ruangan.
4.
Radiasi adalah
kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda –benda
yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan
panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
2.1
Konsep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
2.1.1
Data subyektif
1. Identifikasi
Data bayi
Nama ( bila
bayi sudah diberi nama, bila belum cukup nama ibunya)
Nama register
bila bayi lahir dirumah sakit
Tanggal lahir,jam, dan jenis
kelamin
Tanggal pengkajian
Data orang tua
Nama,agama,pendidikan,
pekerjaan atau penghasilan
Nomor register
atau kode tertentu ibu
2.Keluhan utama
Bayi baru lahir pada masa apa? Misalnya transisi I,II,III
berapa jam setelah lahir.
3. Riwayat antenatal
Gravid ke,para ke,ANC dimana,apa yang diperoleh ibu
selama ANC (TT,tablet tambah darah dan lain-lain), keluhan selama trimester ke
I,II,III,penyulit kehamilan , adakah penyakit yang menyertaiselama kehamilan
missal jantung, paru, hipertensi, diabetes atau ibu mempunyai kebiasaan
tertentu misalnya merokok, minum alkohol.
1. Riwayat
natal
1. Umur
kehamilan
2. Berat
lahir/PB
3. Cara
persalinan
4. Keadaan
saat lahir
2. Riwayat
neonatal
1. Menangis
keras/tidak
2. Warna
kulit merah/biru
3. Kejang
4. Lumpuh
5. Perdarahan
3. Pemeriksaan
neorologis
1. Reflek
moro
2. Plantar
reflek
3. Sucking
reflek
4. Rooting
reflek
2.1.2 Data
obyektif
1.
Nilai APGAR
Pada menit pertama,menit ke lima
2. Keadaan
umum
Keadaan
umum sadar atau baik,warna kulit merah atau biru,keaktifan tangis bayi, wajah
neonates, keadaan gizi, usia kehamilan, suhu, nadi, pernafasan,
3.
Pengukuran lingkar
kepala
Berat badan, tinggi badan, lingkar dada
2.1.3 Pemeriksaan
fisik
1. Kulit
Warna kulit, turgor
kulit untuk mengetahui keadaan gizi atau terdapatnya dehidrasi,apakah ada
kelainan misalnya turgor kulit apakah ada milia.
2. Kepala
Apakah keadaan normal, adakah caput
suksodaneum, cephal hematoma,fraktur tulang tengkorak, adakah kelainan bawaan
misalnya ancephali tau hidrocphalus.
3.
Muka
Simetris apa tidak,seringkali tidak asimetris karena
posisi janin intra uterin, adakah kelainan pada wajah seperti sindrom down atau
trauma lahirseperti laserasi.
4. Mata
Pemeriksaan
masih sulit karena mata masih tertutup, adakah trauma katarak,congenital,
glaukomo, adakah trauma pada mata seperti odema,perdarahan konjungtiva,sclera,
adakah secret,konjungtivitis
5.
Telinga
Diperhatikan letak daun telinga, karena daun telinga yang
rendah terdapat kelainan bawaan tertentu, adakah otitis media tetapi harus
diperiksa dengan otoskop.
6.
Hidung
Adakah
cuping hidung, adakah secret mukopurulen
7.
Mulut
Adakah
labia dan morula (kista jinak yang terdapat pada mulut) adakah gigi yang
tumbuh,adakah lidah yang bergerak-gerak seperti sindrom down,bagaimana reflek
hisap
8.
Leher
Adakah keterbatasan gerak, adakah tumor dileher seperti
tiroid,hemengioma, adakah kelainan persalinan
9.
Dada
Inspeksi: adakah pernapasan paradoksa atau retraksi pada
inspirasi, gerakan dada simetris, frekuensi pernafasan bagaimana, kelenjar
payudara apakah membesar.
Palpasi :
adakah fraktur klavikula
Perkusi :
tidak dilakukan
Auskultasi : frekuensi
jantung selama 1 menit,adakah ronchi pada akhir inspirasi
10.Abdomen
Adakah hepatosplenomegali, tumor,perut kembung, adakah kelainan
pada tali pusat, hernia umbilikalis
11.Genetalia eksterna
Bayi perempuan
labia minor tertutup dengan labia mayor, lubang uretra terpisah dengan vagina,
apakah ada secret berdarah pada vagina, pada bayi laki-laki apakah ada hernia
inguinalis,apakah testis sudah turun dalam skrotum, adakah trauma yang
disebabkan oleh kelahiran.
12. Anus
Adakah atresia ani
13. Tulang belakang dan ekstermitas
Gerakan
simetris, adanya patah tulang, adakah kelainan congenital polidaktil,sindaktil)
3.2 PERUMUSAN MASALAH
3.2.1
Diagnosa/masalah kebidanan
Neonatus spontan belakang kepala AS
8-9
3.2.2
potensial diagnose
1. Potensial gangguan pernafasan
2. Potensial
hipotermi
3. Potensil
dehidrasi
4. Potensial
perdarahan tali pusat
3.3
PERENCANAAN
3.3.1 Menetapkan
perioritas masalah
Dengan memtuskan salah satu diagnose kebidanan pada bayi baru
lahir yang terlebih dahulu di atasi adalah yang mengancam kematian dan
kesehatan bayi kemudian disususn prioritas dengan memperhatikan:
1) Kebutuhan
dasar bayi baru lahir
2) Masalah
sudah terjadi atau belum
3) Tingkat
bahayanya
4) Kemungkinan
diatasinya masalah tersebut
3.3.1 Tujuan
Tujuan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan kebidanan
yang di harapkan dapat dicapai bersama pasien dengan serta direncanakan untuk
mengurangi masalah yang telah di identifikasi dalam diagnose kebidanan
Adapun tujuan:
1. Tumbuh kembang BBL
normal dan tidak terjadi komplikasi yang diyandai dengan :
a. Keadaan
umum baik
b. Suhu
tubuh 36,5-37 °c
c. Tidak
ada dehidrasi
d. Tekanan
darah cukup
e. Oksigenasi
cukup
3.3.2
rencana tindakan
1. Bebaskan
jalan nafas
2. Potong
tali pusat
3. Lakukan
tindakan resusitasi
4. Jaga
lingkunan sekitar bayi
5. Lakukan
identifikasi
6. Profilaksis
7. Lakukan
pencatatan
3.4
PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
1.Membebaskan jalan napas dan cairan atau lendir pada mulut
bayi dan meletakkan kepala pada posisi ekstensi
2.Melakukan
pemotongan tali pusat
3.Melakukan
tindakan resusitasi yaitu:
1. Membersihkan sumbatan jalan napas terhadap lendir dengan
menggunakan alat
2. Mendorong oksigen atau udara ke dalam paru yang kolaps
3. Menstimulasi
bayi untuk bernafas
4. Menjaga
lingkungan sekitar bayi dengan suhu 36,5-37°c
5. Melakukan
identifikasi bayi dengan memasang gelang tangan dan cap telapak kaki
6. Melakukan pencatatan yang meliputi
1. Waktu
dan tipe kelahiran
2. Jenis
kelamin
3. APGAR
score
4. Warna
kulit
5. Menangis
6. Keadaan
umum
7.
Abnormalitas
yang jelas dan cedera lahir
8.
Pengobatan seperti
salep mata
9.
Pemberian oksigen
10. Tindakan
resusitasi
3.5
EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan,selanjutnya melakukan evaluasi atau
penilaian terhadap keberhasilan adakah tujuan tercapai/sebagian tercapai/tidak
tercapai /timbul masalah baru dari asuhan kebidanan.evaluasi merupakan tahap
akhir dari keseluruhan proses asuhan kebidanan.Evaluasi di tulis dalam bentuk
catatan yang meliputi subyektif, obyektif,assessment,dan planning(SOAP).
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL Ny “K” USIA 1 HARI ( 2 JAM )
DI BPS Hj. S. BHASORI Amd. Keb
SURABAYA
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 18 Mei 2013 Jam : 05.00 WIB
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama bayi :
By Ny “K”
Tanggal/jam lahir : 23-05-2013/03.00 WIB
BB/PB : 3200 gr/50 cm
Umur :1 hari (2 jam)
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1
Nama Ayah/Ibu : Tn “N”/ Ny “K”
Umur Ayah/Ibu : 25 th / 23 th
Agama Ayah/Ibu : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : Swasta / IRT
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Pasar Kembang
2.
Keluhan Utama
-
3.
Riwayat Antenatal
a.
Kesehatan ibu
Kebiasaan
waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, alkohol dan merokok
b.
Penambahan BB
selama kehamilan ± 11 kg
c.
Obat-obatan yang
diminum selama kehamilan
Ibu
mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari bidan
4.
Riwayat Imunisasi
Bayi
belum mendapat imunisasi apapun
5.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam
keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, asma
dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, jantung dan DM
6.
Kebutuhan dasar
a.
Kehangatan :
bayi tidak dimandikan selama 6 jam hanya dibersihkan lalu dibedong
b.
Nutrisi : bayi
sudah dilakukan IMD dan ASI sudah keluar
c.
Eliminasi : BAB
1x segera setelah lahir, warna hitam (mekonium), kental, bau khas. BAK 3x warna
kuning jernih, bau khas
d.
Hygiene dan
kebersihan : popok diganti setiap basah dan mengusapnya dengan kapas DTT
e.
Istirahat dan
tidur : bayi tidur dengan tenang dan terbangun
saat BAK
f.
Pencegahan
infeksi : tali pusat dibungkus dengan kasa steril
g.
Bounding
attachment : bayi sudah mendapat kasih sayang dari semua keluarga
7.
Latar belakang sosial budaya keluarga
Ibu
mengatakan masih menggunakan adat selamatan 40 hari kelahiran bayinya, ibu
tidak memberika nasi pisang, ibu masih
menggunakan gurita pada bayinya dan tidak memakai bedak
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum : baik
b.
Kesadaran : composmentis
c.
BB/TB : 3000gr/49 cm
d.
Lika : 33 cm
e.
Lida : 31 cm
f.
Tangisan kuat : kuat
g.
Gerakan : aktif
h.
Warna kulit : kemerahan
i.
TTV : S :
37,2 °C
N : 140 x/menit
RR : 46 x/menit
2.
Pemeriksaan fisik khusus
a.
Kulit
Kulit normal, halus,
terdapat vernic caseosa, terdapat rambut lanugo, warna kemerahan, tidak ada
lesi, tidak odem, turgor kulit bagus, tidak terdapat tanda lahir.
b.
Kepala
Bentuk simetris, keadaan
UUB membuka berdenyut, tidak cekung dan cembung, tidak terdapat caput
sucsedanium dan chepal hematuma, tidak ada molase.
c.
Wajah
Kemerahan, simetris,
tidak ada lesi, tidak ada kelainan pada wajah
d.
Mata
Mata lengkap, simetris,
konjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat secret, gerak bola mata baik,
reflek pupil terhadap cahaya baik, tidak ada strabismus, tidak ada pembekakan
pada kelopak mata.
e.
Telinga
Lengkap, simetris, tidak
ada kelainan, bentuk sesuai.
f.
Hidung
Simetris, tidak odem,
terdapat dua lubang, tidak terdapat atresia lubang hidung, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, kemampuan bernafas melalui hidung baik.
g.
Mulut
Warna kemerahan, mukosa
bibir lembab, tidak ada labioskisis, labiopalatoskisis, lidah bersih, tidak
tumbuh gigi, bibir tidak sianosis, ovula garis tenggah sesuai.
h.
Leher
Simetris, tidak ada
kaku kuduk, tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terdapat kelenjar
tyroid, tidak terdapat pembesaran kelenjar bull neck.
i.
Dada
Simetris, bentuk dada
peagen chess, tidak terdapat tarikan dinding dada, gerakan nafas baik, putig
susu dan areola simetris.
j.
Jantung dan
Paru-paru
-
Palpasi : tidak ada fraktur
klavikula
-
Auskultasi : suara jantung : S1 dan S2 tunggal
Tidak ada ronchi pada
akhir inspirasi
Frekuensi dan bunyi
nafas : normal
k.
Abdomen / perut
-
Inspeksi : bentuk / kesimetrisan : simetris
Ukuran dan kontur
abdomen : normal
Keadaan tali pusat : segar basah
-
Palpasi : besarnya hepar : teraba 1 jari
-
Perkusi : tidak dilakukan
-
Auskultasi : bising usus, gerakan peristaltik : normal
Tidak ada metorismus
l.
Genetalia
-
Perempuan : labia
mayora sudah menutupi labia minor, terdapat klitoris, terdapat lubang vagina
dan uretra
m.
Anus
-
Tidak ada
ateresia ani
n.
Ekstermitas
-
Atas
Simetris, tidak ada
fraktur, tidak ada polydaktili dan sindaktily, akral hangat, tidak odem.
-
Bawah
Simetris, tonus otot
normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak ada kelainan bentuk pes ekufagus
dan pesuagus, tidak odem, tidak ada polydaktily dan sindaktily.
o.
Punggung
-
Spina utuh,
tidak ada lubang, tidak ada massa, tidak ada ( kurva menonjol ) : sesuai
-
Keadaan tulang
punggun, bahu, skapula, crista iliaka, pangkal tulang : normal
p.
Reflek
-
Reflek moro :
baik, dibuktikan dengan gerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakkan
-
Reflek rooting :
baik, dibuktikan dengan bayi menoleh saat pipinya disentuh
-
Reflek sucking (
menghisap ) : baik, dibuktikan dengan bayi menelan saat menyentuh lehernya
-
Reflek walking (
berjalan ) : baik, dibuktikan dengan bayi mengangkat kaki saat kaki ditempel
ditempat tidur
-
Reflek grapsh /
plantar : baik, dibuktikan dengan bayi memegang bila jari pemeriksaan menyentuh
sisi luar menuju telapak dengan cepat telapak tangan bayi akan ditekan
-
Reflek tonic
neck : baik, dibuktikan dengan gerakan spontan dari otot duduk bila bayi
ditengkurapkan spontan akan memiringkan kepalanya ke samping
-
Reflek
menjulurkan lidah : baik, dibuktikan dengan kontraksi otot disekitar bila
dilakukan perkusi
-
Reflek babinski
: baik, dibuktikan dengan dengan bila bayi telapak kakinya digores dengan jari
pemeriksa maka jari kaki bayi berusaha untuk menggenggam
-
Placing respon :
baik
-
Reflek galant :
baik
3.
Pemeriksaan penunjang
a.
Riwayat natal
-
Umur kehamilan : 39 minggu
-
Penolong
persalinan : bidan
-
Tempat persalinan : RB
-
Kehamilan
tunggal / ganda : tunggal
-
Lama persalinan
Kala I :9 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
-
Obat-obatan yang
dipakai selama persalinan : oksitosin
-
Ketuban
Pecah jam : 02.45 WIB
Warna : jernih
Bau : anyir
Jumlah : ± 250 cc
-
Letak bayi : letak kepala
-
Cara persalinan : sptB
-
Tanda-tanda
gawat janin sebelum lahir : tidak ada
-
Komplikasi
persalinan
Ibu : tidak ada
Janin : tidak ada
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH KEBUTUHAN
Dx : By Ny “K” bayi
baru lahir fisiologis usia 1 hari ( 2 jam )
Ds : ibu mengatakan
keadaan bayinya sehat, tidak terdapat keluhan apapun
Do
: - Keadaan umum : baik
- Kesadaran :
composmentis
- TTV :
dalam batas normal
- Jenis
kelamin : perempuan
- BB/PB
: 3200gr/50 cm
- Tangisan
: kuat
- Gerakan
: aktif
- Warna
kulit : kemerahan
Masalah
: tidak ada
Kebutuhan
: - Nutrisi
- Bonding
attachment
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN PENANGANANNYA
Tidak ada
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PLANNING
Tujuan :
setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam diharapkan ibu mengerti cara
merawat bayi yang benar dan diharapkan bayi dapat melewati masa transisi
Kriteria hasil
-
Bayi dapat
melewati masa transisi
-
Ibu mengerti
penjelasan bidan
Rencana tindakan
1.
Jelaskan pada
ibu tentang keadaan umum bayinya
R/ informasi yang jelas akan memberikan penjelasan
kepada ibu sehingga akan mempermudahkan dalam melakukan suatu tindakan
2.
Jaga kehangatan
bayi
R/ bayi tidak terjadi hipotermi
3.
Jelaskan pada
ibu / keluarga tanda bahaya bayi baru lahir
R/ ibu dapat mengantisipasi tanda bahaya pada
bayinya
4.
Anjurkan pada
ibu untuk mengganti popok bayi secara teratur setiap kali kotor
R/ bayi terhindar dari infeksi dan menambah
kenyamanan bayi
5.
Jelaskan cara
memandikan bayi dan perawatan tali pusat
R/ kebersihan bayi terjamin dan mencegah terjadinya
perdarahan tali pusat
6.
Berikan HE
tentang nutrisi, ASI eksklusif, personal hygiene dan cara memakaikan pakaian
R/ untuk menambah pengetahuan keluarga
7.
Ajari ibu untuk
menyendawakan bayi setelah menyusu
R/ mencegah terjadinya tersedak dan muntah
8.
Lakukan
observasi selama 6 jam kedepan
R/ memantau kondisi bayi untuk melewati masa
transisi
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 18 Mei 2013 Jam : 05.00
WIB
06.00 Menjelaskan
hasil pemeriksaan dan kondisi bayi bahwa bayi dalam keadaan baik dan normal
06.30 Menganjurkan
ibu agar tetap menjaga kehangatan bayinya dengan cara bayi digedong dan berikan
pencahayaan yang cukup
07.00 Menjelaskan
pada ibu / keluarga tentang tanda bahaya bayi yang meliputi : bayi kuning (
ikterus ), bayi tersedak karena menyusu,
bayi biru ( sianosis ), bayi malas menyusu, suhu tubuh bayi dibawah 36°C, bayi lesu, bayi tidak berkemih
dalam 24 jam pertama / tidak defekasi dalam 48 jam
07.30 Menganjurkan
ibu untuk mengganti popok bayi secara teratur setiap kali habis BAB/BAK serta
menghindari penggunaan pampers terlalu sering
08.00 Menjelaskan
pada ibu cara memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan tidak perlu
membubuhi apapun, karena dapat mengakibatkan infeksi, cukup dibungkus dengan
kasa steril
08.30 Menjelaskan
HE tentang
- Nutrisi
: menganjurkan ibu agar memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan lainnya
- Cara
memakai baju : memberitahukan pada ibu apabila memakai gurita jangan terlalu
kencang
- Personal
hygiene : anjurkan ibu untuk memandikan bayinya secara teratur dan tidak
memakai bedak pada alat kelaminnya
09.00 Mengajari
ibu untuk menyendawakan bayinya yakni dengan cara meletakkan bayi dipundak ibu
dengan menepuk-nepuk bagian punggung bayi secara perlahan-lahan
10.30 Melakukan observasi selama 6 jam kedepan
pada bayi meliputi :
-
TTV setiap 1 jam
( S= 37 C, N= 120x/menit, RR= 50 x/menit)
-
Eliminasi ( BAB=
2x konsistensi lembek, BAK= 7 x warna kuning, jernih)
-
Bayi belum mandi
-
Mengganti popok
sehabis BAB/BAK
-
Kehangatan bayi
dengan cara dibedong
-
Bayi mau menyusu
-
Disendawakan
VII.
EVALUASI
Tanggal : 18 mei 2013 Jam
: 11.00
WIB
S : ibu
mengatakan bayi sudah menyusu dan akan memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan
O :- ibu
mau menyusi bayinya dan bayi mau menyusu
-
Ibu bisa
mengulangi penjelasan dari bidan, seperti :
o Perawatan tali pusat, penggunaan pampers,
menyendawakan bayi, ASI eksklusif, tanda bahaya bayi
-
Hasil observasi
bayi
o TTV : S : 37
°C, N
: 120x/menit, RR : 50x/menit
o BAB
(+), BAK (+), bayi sudah dimandikan, bayi dalam kondisi hangat dan digedong,
bayi mau menyusu kuat dan disendawakan ibu
A : By Ny “K” BBL fisiologis hari ke 1 ( 6 jam
),
Tujuan tercapai
P : - Lakukan perawatan bayi baru lahir
sehari-hari
Categories
laporan
Langganan:
Postingan (Atom)