Senin, 15 Januari 2018

ASKEB BBL NORMAL

Diposting oleh Unknown di 04.44 0 komentar


BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian
                        Bayi Baru Lahir adalah bayi baru lahir dengan usia kehamilan aterm (37-42 mgg) dengan berat badan di atas 2500 gram dan mampu hidup di luar kandungan. (Manuaba,1998:157)
2.1.2 Ciri- ciri bayi baru lahir normal
1.      Berat badan 2500-4000 gram
2.      Panjang badan lahir 48-50 cm
3.      Lingkar dada 30-38 cm
4.      Lingkar kepala 33-35 cm
5.      Bunyi jantung pada menit pertama kurang lebih 180x/menit
  Kemudian menurun 120-140x/menit
6.      Pernafasan pada menit pertama ± 80 x/menit kemudian menurun 40x/menit
7.      Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa.
8.      Rambut lanugo telah tidak terlihat
9.      Kuku agak panjang dan lemas
10.  Genetalia pada bayi perempuan; labia mayora menutupi labia minora, pada laki-laki testis sudah turun
11.  Reflek menelan dan menghisap terbentuk dengan baik
12.  Reflek morro baik
13.  Reflek graph baik
14.  Eliminasi baik,urine dam mekonium keluar dalam 24 jam pertama
  2.1.3 Perubahan-Perubahan Spesifik Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
2.1.3.1 Stadium Pertama (firs periode of relativity)
              Stadium pertama masa terbuka yaitu bayi pertama kali menyesuaikan diri dengan lingkungan baru/interest dengan lingkungan sekitar , bayi menangis keras, kemampuan menghisap meningkat, denyut nadi meniingkat 180 x/menit, pernafasan meningkat 80 x/menit, peristaltic usus meningkat di tandai dengan pengeluaran mekonium.
       2.1.3.2 Stadium kedua (relaive in responsive)
        1 jam kemudian di tandai dengan menurunnya aktifitas system saraf otonom sehingga harus berhati-hati karena bayi menjadi peka terhadap rangsangan,secara klinis dapat terlihat:
1.      Denyut jantung menurun
2.      Pernafasan menurun
3.      Lender dari mulut tidak ada
4.      Aktifitas otot atau tonus otot menurun
5.      Bayi tertidur pulas
6.      Suhu tubuh menurun
            2.1.3.3 Stadium ketiga (second periode of reactivity)
                   4- 5 jam kegiatan system saraf otonom meningkat lagi, secara klinis dapat terlihat:
1.      Bayi peka terhadap rangsangan
2.      Pernafasan normal kembali
3.      Detak jantung normal kembali
4.      Lender dalam mulut terbentuk secara berlebihan, kualitas kental
5.      Sekresi lambung meningkat di tandai dengan pengeluaran mekonium
2.1.4 Perubahan system dalam tubuh bayi baru lahir
                 2.1.4.1 Perubahan metabolisme karbohidrat
            Dalam 2 jam setelah bayi baru lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah kadar energy pada jam – jam pertama setelah lahir,diambil dari hasil metabolisme asam lemak.
                 2.1.4.2 Perubahan suhu tubuh
            Ketika bayi lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu, apabila bayi di biarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi,radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kal/ka BB/menit akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan dan kebutuhan oksigen meningkat.
                 2.1.4.3 Perubahan pernafasan
            Setelah dalam uterus,janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi, rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama:
a.         Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir
b.         Penurunana oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotis
c.         Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan
d.        Reflek defleksi hening breur
                 2.1.4.4 perubahan system kardiovaskular atau sirkulasi
            Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan oksigen meningkatkan tekanan karbondioksida menurun hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru, sehinggan aliran darah ke paru meningkat hal ini menyebabkan daerah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup.Dengan di potongnya tali pusat aliran darah dari plasenta melalui vena cafa inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti.Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
              2.1.4.5   Perubahan alat pencernaan.
                            Hati, ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi
2.1.5 Penanganan bayi baru lahir
Tujuan pertama perawatan bayi baru lahir adalah:
1.        Membersihkan jalan nafas
2.        Memotong dan merawat tali pusat
3.        Mempertahankan suhu tubuh bayi
4.        Mengidentifikasi
5.        Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,perawatan mata dan identifikasi adalah rutin segera di lakukan kecuali bayi dalam keadaan krisis dan dokter memberikan instruksi khusus.
2.1.5.1  Membersihkan jalan nafas (resusitasi)
            Resusitasi adalah tindakan gawat darurat pada bayi asfiksia yang bertujuan untuk merangsang pernapasan dengan cara mengembangkan paru-paru dan mengisinya dengan udara agar terjadi pertukaran gas dan pergantian sirkulasi udara melalui pemberian ventilasi takanan positif secara tepat.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut:
1.      Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
2.      Gulung sepotong akin dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala di atur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3.      Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang di bungkus kasa steril
4.      Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering atau kasar dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
5.      Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak, sangat penting membersihkan jalan napas sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lender(masuknya lender ke paru-paru) yaitu:
a.       Alat penghisap lendir mulut (Delle) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dan selangnya harus telah siap di tempat
b.      Segera melakukan penghisapan mulut dan hidung
c.       Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama
d.      Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan
e.       Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat
6.      Dokter atau tanaga medis lainnya hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit tidak bernafas.


2.1.5.2 Memotong dan merawat tali pusat
                   Tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi kecuali pada bayi kurang bulan.Apabila bayi lahir tidak menangis  maka tali pusat segera di potong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steri dan diikat dengan pengikat steril, apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru,luka pada tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alcohol 70 % atau povidon iodine 10 % serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut di ganti setiap hari dan atau setiap tali basah atau kotor.Sebelum memotong tali pusat dipastikan bahwa tali pusat telah di klem dengan baik untuk mencegah perdarahan membungkus ujung tali pusat adalah kerja tambahan.
1.      Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans,kamar bersalin, ruang penerima bayi, ruang perawatan bayi
2.      Gunting steril juga harus siap
3.      Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat
2.1.5.3 Mempertahankan suhu tubuh bayi
                    Pada waktu bayi baru lahir, bayselalu tersedia i belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus di bungkus  hangat.suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, suhu bayi harus di catat.
2.1.5.4  Memberi vitamin K
        Kejadian karena defisiensi vitamin K  pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi yaitu berkisar antara 0,25-0,5%.Untuk semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu di berikan vitamin K peroral 1 minggu/hari selama 3 hari sedangkan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 minggu secara IM
2.1.5.5 Memberi obat salep mata
          Mencegah terjadinya oftalmia neonatorum di daerah dimana prevalensi gonorrhea tinggi setiap bayi baru lahir diberikan salep mata eritromicin 0,5 % atau tetraciklin 1 % di anjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia(penyakit menular seksual)
2.1.5.6 Identifikasi bayi
          Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan pada bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi di pulangkan. Pealatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien di kamar bersalin dan diruang rawat bayi.
1.      Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang  halus tidak melukai , tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
2.      Pada gelang atau alat identifikasi harus tercantum:
1)      Nama (bayi Ny. )
2)      Tanggal lahir
3)      Nomor lahir
4)      Jenis kelamin
5)      Unit
6)      Nama lenkap ibu
7)      Di setiap tanda lahir harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal, nomor identifikasi
2.1.5.7 Pemantauan bayi baru lahir
                        Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi dan masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tidak lanjut petugas kesehatan
2.1.6 Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir
1.    Suhu badan dan lingkungan
2.    Tanda-tanda vital
3.    Berat badan
4.    Mandi dan perawatan kulit
5.    Pakaian
6.    Perawatan tali pusat
2.1.7 Adaptasi fisiologi pada bayi baru lahir
1.    Respirasi atau system pernafasan
             Sebelum bayi lahir kebutuhan oksigen didapat dari darah ibu atau plasenta.Paru-paru berkembang dan kantung udara dalam keadaan kolaps dan saat lahir oksigen dan plasenta terputus terbentuk CO2 dalam darah bayi.Bayi secara tiba-tiba terpapar dalam lingkungannya yang mengejutkan dan sebagai respon bayi berupaya untuk bernafas telah merangsang paru untuk melaksanakan fungsinya.
2.    Sistem sirkulasi
        Selama intrauteri janin mendapatkan O2 dan mengekspresikan CO2 melalui plasenta karena paru belum berfungsi sebagai organ pertukaran gas paru-paru bayi berkembang , faskularisasi ke paru meningkat sehingga ductus venosus , voramen ovale, dan ductus atriosus mengendalikan sirkulasi darah ke janin tertutup karena perubahan yang terjadi pada tekanan darah kemudian sirkulasi pada bayi menjadi sama dengan sirkulasi dewasa
3.    Perubahan system imun
             Sistem kekebalan mulai berkembang selama janin hidup tetapi belum cukup matang saat kelahiran kekebalan spesifik juga terbatas.
4.    Mekanisme suhu tubuh
Produksi suhu tubuh umumnya dilakukan dengan cara:
a.       Aktifitas
b.      Menggigil
c.       NST (pembakaran lemak)
5.    Gastrointestinal
        Pada masa gestasi 36-38 minggu sistem gastrointestinal telah cukup matang untuk beradaptasi dengan kehidupan ekstra uterin
Penilaian keadaan anak dilakukan secara APGAR
1.      Nilai nol menandakan bayi dalam keadaan bahaya
2.      Angka <9 memerlukan pertolongan berupa tindakan tertentu
3.      Angka 7-10 berarti keadaan bayi sehat
2.1.8 Pencegahan umum kehilangan panas tubuh bayi
               Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna oleh karena itu,jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia.Bayi dengan hipotermia sangat beresiko mengalami sakit berat bahkan kematian .Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang suhunya relative hangat.bayi premature atau berat badan lahir rendah sangat rentan untuk mengalami hipotermi.
   2.1.8.1 Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut
1.   Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas,kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri setelah lahir dan bayi tidak segera di keringkan saat lahir.Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2.   Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung tubuh bayi dengan permukaan yang dingin misalnya meju,tempat tidur atau timbangan yang tempeaturnya lebih rendah.yang akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan pada benda- benda tersebut.
3.   Konveksi adalah kehilangan panas tubuh  yang terjadisaat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau yang ditempatkan pada ruangan yang dingin akan cepat kehilangan panas.Kehilangan panas juga terjadialiran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
4.   Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda –benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung) 

2.1 Konsep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir    
2.1.1 Data subyektif
1. Identifikasi
Data bayi
Nama ( bila bayi sudah diberi nama, bila belum cukup nama ibunya)
Nama register bila bayi lahir dirumah sakit
Tanggal lahir,jam, dan jenis kelamin
Tanggal pengkajian
Data orang tua            
Nama,agama,pendidikan, pekerjaan atau penghasilan
Nomor register atau kode tertentu ibu
2.Keluhan utama
Bayi baru lahir pada masa apa? Misalnya transisi I,II,III berapa jam setelah lahir.
3. Riwayat antenatal
Gravid ke,para ke,ANC dimana,apa yang diperoleh ibu selama ANC (TT,tablet tambah darah dan lain-lain), keluhan selama trimester ke I,II,III,penyulit kehamilan , adakah penyakit yang menyertaiselama kehamilan missal jantung, paru, hipertensi, diabetes atau ibu mempunyai kebiasaan tertentu misalnya merokok, minum alkohol.
1.      Riwayat natal
1.      Umur kehamilan
2.      Berat lahir/PB
3.      Cara persalinan
4.      Keadaan saat lahir
2.      Riwayat neonatal
1.      Menangis keras/tidak
2.      Warna kulit merah/biru
3.      Kejang
4.      Lumpuh
5.      Perdarahan
3.      Pemeriksaan neorologis
1.      Reflek moro
2.      Plantar reflek
3.      Sucking reflek
4.      Rooting reflek
2.1.2   Data obyektif
1.    Nilai APGAR
Pada menit pertama,menit ke lima
2.    Keadaan umum
Keadaan umum sadar atau baik,warna kulit merah atau biru,keaktifan tangis bayi, wajah neonates, keadaan gizi, usia kehamilan, suhu, nadi, pernafasan,
3.    Pengukuran lingkar kepala
Berat badan, tinggi badan, lingkar dada
2.1.3   Pemeriksaan fisik
1.    Kulit
Warna kulit, turgor kulit untuk mengetahui keadaan gizi atau terdapatnya dehidrasi,apakah ada kelainan misalnya turgor kulit apakah ada milia.
2.    Kepala
Apakah keadaan normal, adakah caput suksodaneum, cephal hematoma,fraktur tulang tengkorak, adakah kelainan bawaan misalnya ancephali tau hidrocphalus.
3.    Muka
Simetris apa tidak,seringkali tidak asimetris karena posisi janin intra uterin, adakah kelainan pada wajah seperti sindrom down atau trauma lahirseperti laserasi.
4.    Mata
Pemeriksaan masih sulit karena mata masih tertutup, adakah trauma katarak,congenital, glaukomo, adakah trauma pada mata seperti odema,perdarahan konjungtiva,sclera, adakah secret,konjungtivitis
5.    Telinga
Diperhatikan letak daun telinga, karena daun telinga yang rendah terdapat kelainan bawaan tertentu, adakah otitis media tetapi harus diperiksa dengan otoskop.
6.    Hidung
Adakah cuping hidung, adakah secret mukopurulen
7.    Mulut
Adakah labia dan morula (kista jinak yang terdapat pada mulut) adakah gigi yang tumbuh,adakah lidah yang bergerak-gerak seperti sindrom down,bagaimana reflek hisap
8.    Leher
Adakah keterbatasan gerak, adakah tumor dileher seperti tiroid,hemengioma, adakah kelainan persalinan
9.    Dada
Inspeksi: adakah pernapasan paradoksa atau retraksi pada inspirasi, gerakan dada simetris, frekuensi pernafasan bagaimana, kelenjar payudara apakah membesar.
Palpasi          : adakah fraktur klavikula
Perkusi          : tidak dilakukan
Auskultasi    : frekuensi jantung selama 1 menit,adakah ronchi pada akhir inspirasi
10.Abdomen
Adakah hepatosplenomegali, tumor,perut kembung, adakah kelainan pada tali pusat, hernia umbilikalis
11.Genetalia eksterna
Bayi perempuan labia minor tertutup dengan labia mayor, lubang uretra terpisah dengan vagina, apakah ada secret berdarah pada vagina, pada bayi laki-laki apakah ada hernia inguinalis,apakah testis sudah turun dalam skrotum, adakah trauma yang disebabkan oleh kelahiran.
12. Anus
Adakah atresia ani
13. Tulang belakang dan ekstermitas
Gerakan simetris, adanya patah tulang, adakah kelainan congenital  polidaktil,sindaktil)

3.2 PERUMUSAN MASALAH
      3.2.1 Diagnosa/masalah kebidanan
            Neonatus spontan belakang kepala AS 8-9
      3.2.2 potensial diagnose
1.       Potensial gangguan pernafasan
2.      Potensial hipotermi
3.      Potensil dehidrasi
4.      Potensial perdarahan tali pusat
3.3 PERENCANAAN
3.3.1 Menetapkan perioritas masalah
        Dengan memtuskan salah satu diagnose kebidanan pada bayi baru lahir yang terlebih dahulu di atasi adalah yang mengancam kematian dan kesehatan bayi kemudian disususn prioritas dengan memperhatikan:
1)      Kebutuhan dasar bayi baru lahir
2)      Masalah sudah terjadi atau belum
3)      Tingkat bahayanya
4)      Kemungkinan diatasinya masalah tersebut
3.3.1 Tujuan
        Tujuan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan kebidanan yang di harapkan dapat dicapai bersama pasien dengan serta direncanakan untuk mengurangi masalah yang telah di identifikasi dalam diagnose kebidanan
       Adapun tujuan:
1.       Tumbuh kembang BBL normal dan tidak terjadi komplikasi yang diyandai dengan :
a.       Keadaan umum baik
b.      Suhu tubuh 36,5-37 °c
c.       Tidak ada dehidrasi
d.      Tekanan darah cukup
e.       Oksigenasi cukup
3.3.2        rencana tindakan
1.      Bebaskan jalan nafas
2.      Potong tali pusat
3.      Lakukan tindakan resusitasi
4.      Jaga lingkunan sekitar bayi
5.      Lakukan identifikasi
6.      Profilaksis
7.      Lakukan pencatatan
3.4 PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
1.Membebaskan jalan napas dan cairan atau lendir pada mulut bayi dan meletakkan kepala pada posisi ekstensi
2.Melakukan pemotongan tali pusat
3.Melakukan tindakan resusitasi yaitu:
1.      Membersihkan sumbatan jalan napas terhadap lendir dengan menggunakan alat
2.      Mendorong oksigen atau udara ke dalam paru yang kolaps
3.      Menstimulasi bayi untuk bernafas
4.    Menjaga lingkungan sekitar bayi dengan suhu 36,5-37°c
5.    Melakukan identifikasi bayi dengan memasang gelang tangan dan cap telapak kaki
6.    Melakukan pencatatan yang meliputi
1.    Waktu dan tipe kelahiran
2.    Jenis kelamin
3.    APGAR score
4.    Warna kulit
5.    Menangis
6.    Keadaan umum
7.         Abnormalitas yang jelas dan cedera lahir
8.         Pengobatan seperti salep mata
9.         Pemberian oksigen
10.     Tindakan resusitasi

3.5 EVALUASI
     Setelah dilakukan tindakan,selanjutnya melakukan evaluasi atau penilaian terhadap keberhasilan adakah tujuan tercapai/sebagian tercapai/tidak tercapai /timbul masalah baru dari asuhan kebidanan.evaluasi merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses asuhan kebidanan.Evaluasi di tulis dalam bentuk catatan yang meliputi subyektif, obyektif,assessment,dan planning(SOAP).




                                             ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL Ny “K” USIA 1 HARI ( 2 JAM )
DI BPS Hj. S. BHASORI Amd. Keb SURABAYA

I.     PENGKAJIAN
Tanggal       : 18 Mei 2013                          Jam     : 05.00 WIB
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama bayi              : By Ny “K
Tanggal/jam lahir    : 23-05-2013/03.00 WIB
BB/PB                    : 3200 gr/50 cm
Umur                      :1 hari (2 jam)
Jenis kelamin          : perempuan
Anak ke                  : 1

Nama Ayah/Ibu      : Tn “N”/ Ny “K
Umur Ayah/Ibu      : 25 th / 23 th
Agama Ayah/Ibu    : Islam / Islam
Pendidikan             : SMA / SMA
Pekerjaan                : Swasta / IRT
Suku/bangsa           : Jawa / Indonesia
Alamat                    : Pasar Kembang
2.      Keluhan Utama
-
3.      Riwayat Antenatal
a.       Kesehatan ibu
Kebiasaan waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, alkohol dan merokok
b.      Penambahan BB selama kehamilan ± 11 kg
c.       Obat-obatan yang diminum selama kehamilan
Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari bidan
4.      Riwayat Imunisasi
Bayi belum mendapat imunisasi apapun
5.      Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, jantung dan DM
6.      Kebutuhan dasar
a.       Kehangatan : bayi tidak dimandikan selama 6 jam hanya dibersihkan lalu dibedong
b.      Nutrisi : bayi sudah dilakukan IMD dan ASI sudah keluar
c.       Eliminasi : BAB 1x segera setelah lahir, warna hitam (mekonium), kental, bau khas. BAK 3x warna kuning jernih, bau khas
d.      Hygiene dan kebersihan : popok diganti setiap basah dan mengusapnya dengan kapas DTT
e.       Istirahat dan tidur :  bayi tidur dengan tenang dan terbangun saat BAK
f.       Pencegahan infeksi : tali pusat dibungkus dengan kasa steril
g.      Bounding attachment : bayi sudah mendapat kasih sayang dari semua keluarga
7.      Latar belakang sosial budaya keluarga
Ibu mengatakan masih menggunakan adat selamatan 40 hari kelahiran bayinya, ibu tidak memberika nasi pisang, ibu masih  menggunakan gurita pada bayinya dan tidak memakai bedak

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum                        : baik
b.      Kesadaran                    : composmentis
c.       BB/TB                          : 3000gr/49 cm
d.      Lika                              : 33 cm
e.       Lida                              : 31 cm
f.       Tangisan kuat               : kuat
g.      Gerakan                        : aktif
h.      Warna kulit                   : kemerahan
i.        TTV      : S                    : 37,2 °C
  N                   : 140 x/menit
  RR                 : 46 x/menit
2.      Pemeriksaan fisik khusus
a.       Kulit
Kulit normal, halus, terdapat vernic caseosa, terdapat rambut lanugo, warna kemerahan, tidak ada lesi, tidak odem, turgor kulit bagus, tidak terdapat tanda lahir.
b.      Kepala
Bentuk simetris, keadaan UUB membuka berdenyut, tidak cekung dan cembung, tidak terdapat caput sucsedanium dan chepal hematuma, tidak ada molase.
c.       Wajah
Kemerahan, simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan pada wajah
d.      Mata
Mata lengkap, simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat secret, gerak bola mata baik, reflek pupil terhadap cahaya baik, tidak ada strabismus, tidak ada pembekakan pada kelopak mata.
e.       Telinga
Lengkap, simetris, tidak ada kelainan, bentuk sesuai.
f.       Hidung
Simetris, tidak odem, terdapat dua lubang, tidak terdapat atresia lubang hidung, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, kemampuan bernafas melalui hidung baik.
g.      Mulut
Warna kemerahan, mukosa bibir lembab, tidak ada labioskisis, labiopalatoskisis, lidah bersih, tidak tumbuh gigi, bibir tidak sianosis, ovula garis tenggah sesuai.
h.      Leher
Simetris, tidak ada kaku kuduk, tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terdapat kelenjar tyroid, tidak terdapat pembesaran kelenjar bull neck.
i.        Dada
Simetris, bentuk dada peagen chess, tidak terdapat tarikan dinding dada, gerakan nafas baik, putig susu dan areola simetris.
j.        Jantung dan Paru-paru
-          Palpasi        :  tidak ada fraktur klavikula
-          Auskultasi : suara jantung : S1 dan S2 tunggal
Tidak ada ronchi pada akhir inspirasi
Frekuensi dan bunyi nafas : normal
k.      Abdomen / perut
-          Inspeksi      : bentuk / kesimetrisan            : simetris
Ukuran dan kontur abdomen  : normal
Keadaan tali pusat                  : segar basah
-          Palpasi        : besarnya hepar                      : teraba 1 jari
-          Perkusi        : tidak dilakukan
-          Auskultasi : bising usus, gerakan peristaltik : normal
Tidak ada metorismus
l.        Genetalia
-          Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minor, terdapat klitoris, terdapat lubang vagina dan uretra
m.    Anus
-          Tidak ada ateresia ani
n.      Ekstermitas
-          Atas
Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada polydaktili dan sindaktily, akral hangat, tidak odem.
-          Bawah
Simetris, tonus otot normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak ada kelainan bentuk pes ekufagus dan pesuagus, tidak odem, tidak ada polydaktily dan sindaktily.
o.      Punggung
-          Spina utuh, tidak ada lubang, tidak ada massa, tidak ada ( kurva menonjol ) : sesuai
-          Keadaan tulang punggun, bahu, skapula, crista iliaka, pangkal tulang : normal
p.      Reflek
-          Reflek moro : baik, dibuktikan dengan gerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan
-          Reflek rooting : baik, dibuktikan dengan bayi menoleh saat pipinya disentuh
-          Reflek sucking ( menghisap ) : baik, dibuktikan dengan bayi menelan saat menyentuh lehernya
-          Reflek walking ( berjalan ) : baik, dibuktikan dengan bayi mengangkat kaki saat kaki ditempel ditempat tidur
-          Reflek grapsh / plantar : baik, dibuktikan dengan bayi memegang bila jari pemeriksaan menyentuh sisi luar menuju telapak dengan cepat telapak tangan bayi akan ditekan
-          Reflek tonic neck : baik, dibuktikan dengan gerakan spontan dari otot duduk bila bayi ditengkurapkan spontan akan memiringkan kepalanya ke samping
-          Reflek menjulurkan lidah : baik, dibuktikan dengan kontraksi otot disekitar bila dilakukan perkusi
-          Reflek babinski : baik, dibuktikan dengan dengan bila bayi telapak kakinya digores dengan jari pemeriksa maka jari kaki bayi berusaha untuk menggenggam
-          Placing respon : baik
-          Reflek galant : baik

3.      Pemeriksaan penunjang
a.       Riwayat natal
-          Umur kehamilan                 : 39 minggu
-          Penolong persalinan           : bidan
-          Tempat persalinan              : RB
-          Kehamilan tunggal / ganda : tunggal
-          Lama persalinan
Kala I         :9 jam
Kala II        : 30 menit
Kala III      : 15 menit
Kala IV      : 2 jam
-          Obat-obatan yang dipakai selama persalinan : oksitosin
-          Ketuban
Pecah jam   : 02.45 WIB
Warna         : jernih
Bau             : anyir
Jumlah        : ± 250 cc
-          Letak bayi              : letak kepala
-          Cara persalinan       : sptB
-          Tanda-tanda gawat janin sebelum lahir : tidak ada
-          Komplikasi persalinan
Ibu              : tidak ada
Janin           : tidak ada

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH KEBUTUHAN
Dx : By Ny “K” bayi baru lahir fisiologis usia 1 hari ( 2 jam )
Ds : ibu mengatakan keadaan bayinya sehat, tidak terdapat keluhan apapun
Do : - Keadaan umum        : baik  
-  Kesadaran               : composmentis          
-  TTV                        : dalam batas normal                                      
-  Jenis kelamin          : perempuan
-  BB/PB                    : 3200gr/50 cm
-  Tangisan                 : kuat
-  Gerakan                  : aktif
-  Warna kulit             : kemerahan
      
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : - Nutrisi
-   Bonding attachment

III.        IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN PENANGANANNYA
       Tidak ada

IV.        IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
       Tidak ada

V.  PLANNING
Tujuan        : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam diharapkan ibu mengerti cara merawat bayi yang benar dan diharapkan bayi dapat melewati masa transisi
Kriteria hasil
-     Bayi dapat melewati masa transisi
-     Ibu mengerti penjelasan bidan
Rencana tindakan
1.  Jelaskan pada ibu tentang keadaan umum bayinya
R/ informasi yang jelas akan memberikan penjelasan kepada ibu sehingga akan mempermudahkan dalam melakukan suatu tindakan
2.  Jaga kehangatan bayi
R/ bayi tidak terjadi hipotermi
3.  Jelaskan pada ibu / keluarga tanda bahaya bayi baru lahir
R/ ibu dapat mengantisipasi tanda bahaya pada bayinya
4.  Anjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayi secara teratur setiap kali kotor
R/ bayi terhindar dari infeksi dan menambah kenyamanan bayi
5.  Jelaskan cara memandikan bayi dan perawatan tali pusat
R/ kebersihan bayi terjamin dan mencegah terjadinya perdarahan tali pusat
6.  Berikan HE tentang nutrisi, ASI eksklusif, personal hygiene dan cara memakaikan pakaian
R/ untuk menambah pengetahuan keluarga
7.  Ajari ibu untuk menyendawakan bayi setelah menyusu
R/ mencegah terjadinya tersedak dan muntah
8.  Lakukan observasi selama 6 jam kedepan
R/ memantau kondisi bayi untuk melewati masa transisi

VI.        IMPLEMENTASI
     Tanggal : 18 Mei 2013                                       Jam : 05.00 WIB
     06.00      Menjelaskan hasil pemeriksaan dan kondisi bayi bahwa bayi dalam keadaan baik dan normal        
     06.30      Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayinya dengan cara bayi digedong dan berikan pencahayaan yang cukup
     07.00      Menjelaskan pada ibu / keluarga tentang tanda bahaya bayi yang meliputi : bayi kuning ( ikterus ), bayi tersedak karena menyusu,  bayi biru ( sianosis ), bayi malas menyusu, suhu tubuh bayi dibawah 36°C, bayi lesu, bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama / tidak defekasi dalam 48 jam
     07.30      Menganjurkan ibu untuk mengganti popok bayi secara teratur setiap kali habis BAB/BAK serta menghindari penggunaan pampers terlalu sering
     08.00      Menjelaskan pada ibu cara memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan tidak perlu membubuhi apapun, karena dapat mengakibatkan infeksi, cukup dibungkus dengan kasa steril
     08.30      Menjelaskan HE tentang
-  Nutrisi : menganjurkan ibu agar memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya
-  Cara memakai baju : memberitahukan pada ibu apabila memakai gurita jangan terlalu kencang
-  Personal hygiene : anjurkan ibu untuk memandikan bayinya secara teratur dan tidak memakai bedak pada alat kelaminnya
     09.00      Mengajari ibu untuk menyendawakan bayinya yakni dengan cara meletakkan bayi dipundak ibu dengan menepuk-nepuk bagian punggung bayi secara perlahan-lahan
     10.30      Melakukan observasi selama 6 jam kedepan pada bayi meliputi :
-       TTV setiap 1 jam ( S= 37 C, N= 120x/menit, RR= 50 x/menit)
-       Eliminasi ( BAB= 2x konsistensi lembek, BAK= 7 x warna kuning, jernih)
-       Bayi  belum mandi
-       Mengganti popok sehabis BAB/BAK
-       Kehangatan bayi dengan cara dibedong
-       Bayi mau menyusu
-       Disendawakan

VII.     EVALUASI
     Tanggal : 18 mei 2013                                       Jam : 11.00 WIB
     S : ibu mengatakan bayi sudah menyusu dan akan memberikan ASI
          eksklusif selama 6 bulan
     O :- ibu mau menyusi bayinya dan bayi mau menyusu
-  Ibu bisa mengulangi penjelasan dari bidan, seperti :
o  Perawatan tali pusat, penggunaan pampers, menyendawakan bayi, ASI eksklusif, tanda bahaya bayi
-  Hasil observasi bayi
o  TTV     : S : 37 °C,       N : 120x/menit,           RR : 50x/menit
o  BAB (+), BAK (+), bayi sudah dimandikan, bayi dalam kondisi hangat dan digedong, bayi mau menyusu kuat dan disendawakan ibu
     A : By Ny “K” BBL fisiologis hari ke 1 ( 6 jam ),
           Tujuan tercapai
     P : - Lakukan perawatan bayi baru lahir sehari-hari